Analisis novel ayat-ayat cinta (unsur intrinsik dan
ekstrinsi)
contoh analisis novel
A. Novel
indonesia
Identitas buku, meliputi
:
1.
Judul
buku
: Ayat Ayat Cinta
2.
Nama pengarang
: Habiburrahman El
Shirazy
3.
Tempat penerbitan buku
: Jakarta, Penerbit
Republika
4.
Tahun penerbitan
: 2004
5.
Tebal
buku
: 20, 5 x 13, 5 cm
6.
Jumlah halaman
: 420 halaman
Isi buku / sinopsis singkat.
Novel ini bercerita tentang kisah
percintaan yang di balut dalam ajaran-ajaran islaminya yang sangat kental.
Kisah berawal dari seorang mahasiswa bernama Fahri bin Abdullah Shiddiq. Ia
adalah seorang mahasiswa Universitas Al-azhar, Mesir.
Di Mesir Fahri tinggal bersama
dengan keempat temannya yang juga berasal dari Indonesia. Mereka tinggal di
apartemen sederhana. Mereka mempunyai tetangga yang sangat baik dan akrab
dengan mereka, yaitu keluarga Tuan Boutros. Tuan Boutros mempunyai istri
bernama Madame Nahed, dan dua orang anak mereka Maria dan Yousef. Keluaraga
Tuan Boutros adalah keluarga Kristen Koptik yang sangat taat. Putri sulung
mereka yang bernama Maria, ia gadis yang unik. Ia seorang Kristen Koptik, namun
ia suka pada Al-Quran. Ia bahkan hafal beberapa ayat Al-Quran, diantarnnya
adalah surat Maryam. Sebuah surat yang membuat dirinya merasa bangga.
Pertemuan berawal ketika Fahri pergi
ke Shubra El-Kaima untuk talaqqi pada Syaikh Utsman Abdul Fattah. Ia pergi
kesana naik metro, dan disitulah awal Fahri bertemu dengan perempuan
bercadar yang bernama Aisha. Aisha bukanlah orang Mesir, melainkan gadis asal
Jerman yang sedang studi di Mesir.
Selain mempunyai tetangga yang baik,
Fahri juga mempunyai tetangga yang sangat galak dan kasar. Kepala keluarga itu
bernama Bahadur. Bahadur mempunyai istri bernama madame Syaima dan putri
bungsunya Noura. Bahadur selalu bersikap kasar dengan Noura. Malam itu Fahri
ingin menolong Noura yang sedang jadi bulan-bulanan oleh Bahadur, tapi Fahri
tidak bisa menolongnya, lalu dia meminta bantuan Maria, akhirnya Maria mau
menolong Noura. Fahri berempati penuh dengan Noura dan ingi menolongnya. Sayang
hanya empati saja, tidak lebih.
Maria tetangga satu flat yang
beragama Kristen Koptik tapi mengagumi Al-Quran, dan mengagumi Fahri. Kekaguman
yang berubah menjadi cinta. Sayang cinta Maria hanya tercurah dalam diary saja.
Nurul adalah anak seorang Kyai
terkenal yang juga mencari ilmu di Al-Azhar. Sebenarnya Fahri menaruh hati pada
gadis itu. Sayang rasa mindernya yang hanya anak keturunan petani membuatnya
tidak pernah mengungkapkan perasaanya pada Nurul. Padahal Nurul juga menaruh
hati pada Fahri, tapi Nurul juga tidak sanggup mengungkapkan perasaanya kepada
Fahri.
Muncullah Aisah, si mata Indah yang
menyihir Fahri sejak sebuah kejadian di metro, saat Fahri membela Islam dari
tuduhan kolot dan kaku. Aisah jatuh cinta pada Fahri, dan juga Fahri juga tidak
bisa membohongi hatinya.
Mereka berdua menikah, dijodohkan
oleh pamannya Aisha. Mereka hidup bahagia. Beberapa bulan kemudian Aisha
dinyatakan mengandung. Tak lama kemudian, Fahri dapat kabar kalau Maria koma.
Belum sempat menjenguk Maria, malapetaka datang menghampiri rumah tangga
mereka. Noura menuduh Fahri telah memperkosanya. Semua orang tahu bahwa itu
adalah fitnah. Fahri diseret, dan dimasukkan ke penjara. Kuncinya semua ini
adalah Maria yang sedang koma. Dia mengetahui bagaimana kejadian yang
sebenarnya.
Keluarga Boutros mendatangi Fahri di
penjara, mereka berniat mengunjungi Fahri dan juga ingin meminta bantuan kepada
Fahri untuk menyadarkan Maria dari komanya, dengan menrekam suara Fahri dan
nantinya akan didengarkan ke Maria. Kata dokter hanya orang yang dicintai Maria
yang dapat menyembuhkannya. Tak kunjung sadar juga, akhirnya dokter dan madame
Nahed mneyuruh Fahri untuk menyatakan cintanya kepada Maria. Sebelumnya Fahri
tidak mau melakukan itu, lalu Fahri meminta izin kepada Aisha, akhirnya Aisah
menyetujuinya. Setelah itu, Fahri langsung menikahi Maria. Setelah beberapa
saat kemudian, Maria sadar.
Sidang penentuan tiba, diakhir
persidangan Maria tiba. Dia mengatakan apa yang sebenarnya terjadi pada malam
itu. Setelah mengatakan itu semua, Maria pingsan dan langsung dilarikan ke
rumah sakit. Fahri memenangkan sidang tersebut, dan Bahadur dimasukkan penjara.
Begitu divonis bebas, Fahri dibawa
oleh Aisha ke rumah sakit yang sama dengan Maria untuk diperiksa. Sejak selesai
dari persidangan itu, Maria belum sadarkan diri juga. Beberapa saat kemudian,
Aisha mendengar Maria mengigau kalau dia ingin masuk surga, tapi tidak
diperbolehkan. Lalu ia terbangun dan menceritakan itu semua pada Aisha dan juga
Fahri. Fahri tau apa yang dimaksudkan oleh Maria, lalu ia membopong Maria ke
kamar mandi dan Aisha membantu untuk mewudhui Maria. Selesai itu Maria kembali
dibaringkan di atas kasur seprti semula. Lalu dengan suara lirih yang keluar
dari relung jiwa ia melafalkan syahadad. Tak lama kemudian, kedua matanya
tertutup rapat dan akhirnya Maria meninggal dunia.
1. Unsur intrinsik novel
a.Tema
Tema
yang diangkat dari novel ayat – ayat cinta mengisahkan tentang kehidupan sosial mahasiswa
Al – Azhar dan pendidikan dakwah,yaitu
perjuangan Fahri dalam menuntut ilmu di Kairo, Mesri.
b.Tokoh
- Fahri :” ‘hei Fahri,panas – panas begini kau mau kemana?’ “(hal.22).
- Maria :”Maria gadis yang uniok. Ia seorang
kristen koptik...”(hal.23).
- Noura :”.... Namanya Noura. Nama yang indah
dan cantik...”(hal.73).
- Aisha :” Aisha melihat jam tangannya....”(hal.94).
- Tuan Boutros :” ‘...agar kau mengetahui bagaimana
perasaan Maria terhadapmu sebenarnya ‘ kata Tuan Boutros”(hal.369).
- Madame Nahed :” ‘...nyawa Maria ada di tanganmu’ ucap Madame Nahed dengan...”(hal.375).
- Syaikh Ahmad :” usai shalat,aku menyalami syaikh
Ahmad...”(hal.30).
- Rudi :” Rudi keluar kamarnya dengan
ceria....”(hal.59).
- Saiful :” ‘kalau ini usul yang sulit ditolak’sahut Saiful”(hal.70).
- Hamdi : “ ‘...beli juga tamar hindi ya?’...sahut Hamdi”(hal.70).
- Syaikh Utsman :” ‘...pertanyaan Syaikh Utsman...maksud
Syaikh bagaimana?’ “
- Nurul : “ ‘Nurul sendiri bagaimana?’...”(hal.228)
- Yousef :” ‘...dia tidak bisa lepas untuk
memikirkan dirimu,...sampai akhirnya jatuh sakit’ Yousef meneteskan air mata “(hal.342).
- Magdi :” ‘Insya Allah’ jawab Magdi “(hal.348).
- Paman Eqbal:” ‘bagaimana Amru?’ tanya Paman Eqbal”(hal.348).
c.Penokohan
Fahri :
-Peduli: “aku merasa Noura seperti adik
kandungku sendiri....Tapi aku merasakan apa yang Noura rasakan”(hal.136).
Maria :
-Kritis : “ ‘Fahri, aku geli sekali mendengar
perkataan doktor Sorbonne itu. Dia orang Arab, juga muslim. Tapi bagaimana bisa
mengatakan hal yang stupid begitu.aku saja yang koptik bisa merasakan betapa
indahnya al-quran dengan alif laam miim (hal.26).
Aisha :
- penurut : “ ‘Aisha, temani Maria dan ceritakan
padanya semua yang sedang aku alami...’
‘ insya Allah, aku akan melakukan
tugasku dengan baik....”(hal.382).
Noura :
- penakut : “ ‘...mereka menanyakan padaku
siapa yang telah menghamiliku.aku tak mau berterus terang bahwa Bahadur
yang menghamiliku dengan memperkosaku....’
‘ akhirnya aku berbohong pada mereka
yang menghamiliku adalah Fahri. Sebab aku sangat mencintai Fahri dengan harapan
Fadri nanti mau menikahiku...’ “
Tuan Boutros :
-kalem : “tuan Boutros menggurutu
giginya....tapi mukanya tetap tenang memendang ke depan...”(hal.125).
Madame Nahed :
-penyayang :” ‘tolonglah, aku tak mau kehilangan
Maria’ “(hal.366).
d.Sudut Pandang
sudut
pandang yang digunakan pengarang adalah sudut pandang orang pertama.hal
tersebut dapat dilihat dari bagaimana cara pengisahannya yang menggunakan kata “ aku”dalam novel tersebut.
e.Latar
a.
Mesir Kairo Al-azhar
“Tengah hari ini, kota Kairo seakan
membara. Matahari berpijar ditengah petala langit. Seumpama lidah api yang
menjulur dan menjilat-jilat bumi. Tanah dan pasir seakan menguapkan bau neraka.
Hembusan angin sahara disertai debu yang bergulung-gulung menambah panas udara
semakin tinggi dari detik ke detik. Penduduknya, banyak yang berlindung dalam
flat, yang ada dalam apartemen-apartemen berbentuk kubus dengan pintu, jendela,
dan tirai tertutup rapat”.
(Ayat Ayat Cinta, 2005:15)
b.
Flat
“Memang, istirahat di dalam flat
sambil menghidupkan pendingin ruangan jauh lebih nyaman daripada berjalan ke
luar rumah, meski sekadar untuk shalat berjamaah di masjid. Panggilan azan
Zuhur dari ribuan menara yang bertebaran di seantero kota hanya mampu menggugah
dan menggerakkan hati mereka yang benar-benar tebal imannya. Mereka yang
memiliki tekad beribadah sesempurna mungkin dalam segala musim dan cuaca,
seperti karang yang tegak berdiri dalam terjangan ombak, terpaan badai, dan
sengatan matahari. Ia tiada kenal kesah, tetap teguh berdiri seperti yang
dititahkan Tuhan bertasbih siang malam”.
(Ayat Ayat Cinta, 2005:15)
a.
Masjid
“Panggilan iqamat terdengar
bersahut-sahutan. Panggilan mulia itu terdengar sangat menentramkan hati.
Pintu-pintu meraih kebahagiaan dan kesejahteraan masih terbuka lebar-lebar.
Kupercepat langkah. Tiga puluh meter di depan adalah Masjid Al-Fath Al-Islami”.
(Ayat Ayat Cinta, 2005:29)
a.
Rumah sakit
“Menjelang maghrib Dokter Ramzi
Shakir memberi tahu setelah melihat hasil foto CT scan kepalaku, aku harus
dioperasi. Ada gumpalan darah beku yang harus dikeluarkan”.
(Ayat Ayat Cinta, 2005:45)
b.
Restoran
“Akhirnya tian Boutros memarkir
mobilnya di halaman sebuah restoran mewah. Cleopatra restaurant namanya.
Terletak di pinggir sungai Nil. Bersebelahan dengan good shot dan maadi yacht
club”.
(Ayat Ayat Cinta, 2005:285)
c.
San Stefano, Alexandria
“Selesai pelatihan kami mempersiapkan
segala sesuatu untuk pergi ke Alexandria. Dengan cermat Aisha mendata semua
keperluan yang harus dibawa”.
(Ayat Ayat Cinta, 2005:293)
d.
Penjara
“Aku dibawa ke markas polisi Abbasca.
Diseret sperti anjing kurap. Lalu diinterogasi habis-habisan, dibentak-bentak,
dimaki-maki dan disumpahserapahi dengan kata-kata kotor”.
f.
alur
1.
Tahap perkenalan :
Pada saat Fahri mulai berpendidikan di Universitas Al-Azhar dan tinggal di flat
bersama reka mahasiswa dari Indonesia, kemudian kenal dengan tetangga dekatnya
yaitu Maria sekeluarga. Serta menjalankan perkuliahan sebagaman mestinya serta
mengenal orang-orang Mesir diantaranya Syaikh Usman, Syaikh Ahmad dan tak lupa
teman teman aktifis dari Mesir juga teman sepermainan Fahri pada saat main
bola.
2. Tahap
pertikaian :
Dimulai pada saat mal hari disana
ada gadis yang disiksa, dan gadis itu adalah Noura, dia disiksa dibawah dekat
flat Fahri dan kedengaran oleh Fahri, dia hendak mau menolong, tapi Fahri
enggan, karena dia seorang gadis perempuan, kemudian dia meminta tolong Maria
untuk menolong Noura, walaupun Maria takut oleh Bahadur ayah Noura, dia
terpaksa dan akhirnya Noura tertolong dan Noura di titipkan di Nurul.
Adapun pertikaian pada saat pertikaian Fahri saat Fahri Pulang dari Alexsandria
berbulan madu, dia di tangkap karena di tuduh memperkosa seorang gadis mesir
yaitu Noura.dan Fahri tidak sempat menjelaskan pada Istrinya Noura. Kemudian
pada saat kemudian adapulan tertentangan sengit pada saat Fahri sedang diadili
dan pengakuan Noura karena telah di perkosa oleh Fahri pada saat dia menolong,
sedangkan Fahri tidak mersa melakukan hal tersebut, di dukung oleh pengakuan
seorang masyarakat yang tinggal di flat dekat Fahri, hal tersebut membuat Fahri
kecewa atas perlakuan Noura yang telah memfitnah Fahri.
3. Tahap klimaks :
Saat Fahri di dalam penjara di tuduh dan di siksa habis-habisan dan dan
dipenjara di bawah tanah, krena telah menghamili Noura gadis yang ditolong
Fahri dari kekejaman Bahadur, disana Fahri mengalami kesediahan yang luarbisa
karena pertama. Penyiksaan dan di tahan dalanm penjara bawah tanah, sedangkan
Aisah sedang mengalami hamil yang pertama,kedua. Bulan tersebut adalah bulan
Ramadhan yang mana Fahri dan Aisah merencanakan Umroh pada saat bulan
Ramadhan,hal tersebut hal yang dinantikan oleh mereka berdua, tapi malah
sebaliknya mereka mengalamicobaan yang perih. Ketiga Pada saat persidangan
Fahri dituduh habis-habisan oleh pengaduan Noura dan salah seorang saksi yang
melihat kejadian itu, yang memperkuat bahwa Fahri bersalah dan bakalan dihukum
mati. Keempat Fahri tidak mempunyai bukti bahwa ia tidak bersalah, kecuali
salah satu kunci utama dalam memecahkan kasus ini adalah Maria sebagai saksi
yang bisa membebaskan fahri, sedangkan maria sedang terbaring koma.
4. Tahap peleraian
:
Akhirnya jalan satu-satunya Fahri terpaksa menikahi Maria yang terbaring koma,
karena alasan dia akan sembuh apabila di sentuh oleh Fahri, serta Fahri
tertekan akan beberapa hal termsauk dari Aisah dan orang tua Maria.yaitu
pertama saksi kunci dalam kasus ini adalah Maria. Kedua. Fahri cemas dan
bertanggung jawab atas Aisah yang sedang mengandung, ia pengen Fahri segera
bebeas dan ia ingin bahwa pada saat melahirkan anaknya Fahri harus hadir di
sisinya, dan Aisah pun mengijinkan Fahri menikahi Maria secepatnya. Dan
akhirnya Mereka Menikah dan dan Maria sembuh dengan sentuhan Fahri, walaupun
dia masih duduk di Bantu dengan kuris roda, dan dia bis menjadi saksi kunci
kasus Fahri Dengan Noura. Dan Alhamdulilah kebenaran selalu menang Fahri Bebas
dengan kekasian Maria, serta kejujuran Noura kenapa dia melakuakn hal sehina
tersebut karena dia mencintai Fahri. dan saksi yang melihat merupakan saksi
palsu.
5. Tahap akhir :
Fahri memiliki dua orang istri yang sholeh yang pertama Aisah dan yang Kedua
Maria yang masih sakit-sakitan karena dia terlalu emosi pada saat persidangan,
dan akhirnya maria di rawat kembali, dan pada saat dia dirawat ada keanehan
yang terjadi pada Maria, yaitu maria tertidur dan bermimpi tiba di 7 pintu
sorga dan dia mau masuk karena kenikmatanya, ternyata dia tidak di perbolehkan
masuk samapai pintu keenam dan pintu terakhir dia bolh masuk tapi dengan syarat
yaitu pertama harus mempunyai wudlu dan syahadat, kemudian dia kembali pulang
dan seseorang itu menunggu kembalinya Maria. Maria terbanun dan dihadapannya
ada Fahri dan Aisah, dia meminta tolong untuk melakukan wudlu dan syahadat,
kemudian Fahri membantu dan ia bercerita kejadian di dalam mimpinya, kemudian
Maria Meminta Fahri dan Aisah untuk memngajarkan syahadat, pada saat selesai
syahadat, maka selesai pula riwayat Maria dia meninggal dengan diakhiri Dua
Kalimah Syahadat, ada pesan ketika ngobrol dengan Fahri juga Aisah, Maria akan
menunggu Fahri di sorga Firdaus untuk memadu cinta dan kasih.
6. Menganalisis
dari segi amanat
Dalam novel Ayat Ayat Cinta ini dapat
diambil amanat atau hikmahnya yaitu dalam merencanakan sesuatu pasti akan ada
halangan dan rintangan yang menghadang, tujuan yang hendak dicapai didepan mata
belum tentu akan berjalan denga\n mulus. Semakin banyak ilmu atau
pengetahuan yang di terima atau di dapat, maka semakin banyak pula hambatan dan
godaan yang harus dilewati dan dipecahkan. Dengan hati yang sabar dan ikhlas
kita hatus yakin akan bahwa pasti ada
hikmah di balik itu semua.
.Rumah sakit
“Menjelang maghrib Dokter Ramzi
Shakir memberi tahu setelah melihat hasil foto CT scan kepalaku, aku harus
dioperasi. Ada gumpalan darah beku yang harus dikeluarkan”.
(Ayat Ayat Cinta, 2005:45)
Tempat yang terjadi saat itu adalah
terjadi di rumah sakit. Terlihat dari perkataan yang menyangkut dengan kata
operasi.
B. Waktu
a. Siang hari
“Tengah hari ini, kota Cairo seakan
membara. Matahari berpijar ditengah petala langit. Seumpama lidah api yang
menjulur dan menjilat-jilat bumi. Tanah dan pasir seakan menguapkan bau neraka”.
(Ayat Ayat Cinta, 2005:15)
Terbukti bahwa waktu berlangsungnya
terjadi pada siang hari yaitu terlihat dari kata tengah hari ini. Kata tengah
hari ini membuktikan bahwa telah menunjukkan waktu siang hari.
C. Suasana
a. Menyedihkan
“Ia tetap tersenyum. Menatapku tiada
berkedip. Perlahan pandangan matanya meredup. Tak lama kemudian kedua matanya
yang benig itu tertutup rapat, kuperiksa nafasnya telah tiada. Nadinya tiada
lagi denyutnya. Dan jantungnya tiada lagi terdengar detaknya. Aku tak kuasa
menahan derasnya lelehan airmata. Aisha juga. Inna lillahi wa inna ilaihi
raajiun”.
(Ayat Ayat Cinta, 2005:402)
Suasana yang terjadi saat itu adalah
menyedihkan sekali. Ketika Maria harus pergi untuk selama-lamanya menghadap
kepada sang illahi. Saat itu yang berada tepat disampingnya adalah Fahri
dan Aisha. Mereka berdua merasa sangat kehilangan sekali.
b.Menyenangkan
“Tepat saat adzan ashar berkumandang
mereka sampai di masjid tempat akad nikah akan
dilangsungkan. Sudah banyak teman-teman mahasiswa
Indonesia dan mahasiswa Turki yang
sampai di sana. Aisha dan dua
bibinya
langsung menuju lantai dua tempat jamaah wanita. Acara
dilangsungkan di depan mihrab masjid. Syaikh Ustman, Syaikh Prof.Dr.
Abdul Ghafur Ja’far, Bapak Atdikbud, Eqbal Hakan
Erbakan, Akbar Ali dan beberapa syaikh Mesir yang diundang Syaikh Ustman
duduk dengan khidmat tepat di
depan mihrab menghadap ke arah jamaah dan hadirin
yang memenuhi masjid”.
(Ayat Ayat Cinta, 2005:375)
Suasana menjadi sangat menyenangkan
ketika Aisha dan Fahri sedang melangsungkan pernikahan di sebuah masjid. Betapa
senangnya mereka berdua beserta para kerabat dekatnya.
c.Menegangkan
“Persidangan kedua sangat
menegangkan. Tuan Boutros hadir
memberikan kesaksiannya. Beliau membantah keteranagn Noura”.
(Ayat Ayat Cinta, 2005:343)
Terbukti bahwa hal yang menegangkan
terjadi di dalam ruang sidang. Persidangan yang akan menentukan nasib Fahri
unyuk ke depannya.
g.Amanat
· Semua rencana yang
dijalankan manusia tidak akan berdaya apa – apa terhadap rencana
tuhan.
· Hendaknya dapat saling
tolong menolong terhadap sesama umat manusia.
· Bersabarlah dalam menghadapi
segala cobaan.
· Ketika kita dalam keadaan
memilih, berserahlah kepada tuhan.
· Takdir tuhan berada diujung
usaha manusia.
h.Nilai – nilai yang terkangdung
· Nilai
sosial
:
Hidup di negeri orang harus saling
membantu dan melengkapi....(hal.65)
· Nilai
keagamaan :
Tidakkah kalian dengar sabda nabi “ barangsiapa yang menyakiti ahli
zhimmi, maka aku akan...(hal.50)
· Nilai
pendidikan :
“ Kita mengamalkan hadis nabi,tahaadu
tahaabbu seringlah kalian memberi hadiah...(hal.112)
·
Nilai kemanusiaan :
Aku paling tidak tahan mendengar
perempuan menangis.(hal.74)
· Nilai budaya
:
Orang mesir memang suka bicara,
kalau sudah bicara ia merasa benar sendiri (Hal.36)
2.Unsur Ekstrinsik Novel
a.biografi pengarang
Habiburrahman El Shirazy. Lahir di Semarang, pada hari kamis. 30 September
1976.memulai pendidikan di Mts Futuhiyyah 1 Mranggen sambil belajar di pondok
pesantren Al – Anwar.
Lalu melanjutkan ke Madrasah Aliyah Program Khusus (MAPK) di Demak pada tahun
1992.dan melanjutkan ke Universitas Al-Azhar pada tahun 1995 dan lulus tahun
1999. Karya beliau banyak menghiasi majalah dan koran, lokal maupun nasional.
Adapu karyanya yaitu Ketika Cinta Berbuah Surga(2005), Ketika Cinta
Bertasbih(2005), Ayat – Ayat Cinta(2004), dan masih banyak karya lainnya yang
beliau buat.
b.keadaan sosial budaya
latar sosial budaya yang ditampakkan dalam novel tersebut adalah latar budaya
Mesir. Hal ini dikarenakan latar yang beliau buat dari novel tersebut berada di
Mesir sehingga budayanya pun budaya Mesir, seperti bangsa mesir yang ramah
tamah.
Labels:
Ayat-ayat Cntai,
Biografi,
Cinta,
Habiburrahman El Shirazy
Thanks for reading Analisis Novel Ayat-ayat Cinta (unsur intrinsik dan ekstrinsik). Please share...!
0 Comment for "Analisis Novel Ayat-ayat Cinta (unsur intrinsik dan ekstrinsik)"